Menyiasati musim kemarau dengan kokopet (cocopeat)
Menyiasati musim kemarau dengan
kokopet (cocopeat)
Kandungan serabut kelapa
(K)
Kalium, (P) Fosfor, (Ca) Calsium, (Mg) Magnesium, (Na) Natrium dan beberapa
mineral lainnya.
Kalau urang sunda mendengar kata
kokopet pasti nyengir, apalagi kalau diesbutkan kokopet bisa menjadi bahan
penyubur tanah, karena istilah kokopet sangat jijik dan terkesan jorok,
hahahaha, , tepi mungkin sebenarnya asal usulnya hamper sama antara cocopeat
versi bahasa inggris dama kokopet versi urang sunda.
Cocopeat merupakan serbuk yang didapatkan dari tapas kelapa, ketika
tapas kelapa di urai maka akan menghasilkan cocopeat sama cocofiber, dimana
cocofiber merupakan serat tapas kelapanya dan cocopeat serbuknya,


tapi kenapa pada masih belum
maksimal? Informasi tentang cocopeat
saya yakin belum menyentuk kepada pengepul kelapa skala kecil seperti di kampong
saya, padahal setiap minggu kang epul namanya setiap minggu mengirim kelapa ke Cirebon,
tentunya sudah dikupas, mungin di daerah lainnya banyak juga seperti apa yang
terjadi di kampung saya,
disamping informasi yang belum
sampai, ternyata memang lumayan mahal juga mesin pengolah kokopet sama
cocofiber untuk skala pas pasan,
estimasi 30-40 juta harus di investasikan meskipun kalkulasi secara jangka
panjang pasti balik modal dan untung,
kalau pemerintah jeli dan berniat
membantu memaksimalkan, apalagi pengurus desa rada nyakola dikit, bisa diusahakan
untuk dibangun BUMDES pengolah sarabut kelapa ini, masyarakat yang mempunyai serabut kelapa bisa
mengambil cocopetnya buat penyubur tanah, sementara cocofibernya dijual untuk
menutupi cost produksi dan menghidupi BUMDES itu sendiri,
Cocopeat secara teknik bisa
menyerap air dan menyimpan air lebih banyak daripada tanah biasa, tentunya bisa
menggemburkan tanah karena pori pori cocopeat sangat memungkinkan untuk itu,
yang pada akhirnya kandungan air daidalam tanah akan lebih lama daripada tanah
yang tidak dibantu dengan cocopeat.

Sangat ironi memang daerah
penghasil kelapa tanahnya pada keras dan pecah pecah ketika musim kemarau tiba,
padahal di daerah mereka punya alat untuk penyubur tanah yang sudah disediakan
oleh tuhan yang maha kuasa,
Mudah mudahan banyak yang
menjembatani tentang potensi ini, demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat,
100 juta setiap desa dibangun untuk
sentra cocopeeat dan sentra pupuk organic cair untuk ketahanan pangan
seharusnya bisa dilakukan, toh katanya duitnya banyak ….
Untuk masalah mesin?, banyak ukm
ukm atau pabrikasi di Indonesia sudah bisa membuat mesin pengolah serabut
kalapa,
Mewujudkan 1 desa 1 BUMDES
pengolah cocopeat seharusnya menjadi rencana Menteri pertanian, untuk mewujudkan
ketahanan pangan berkelanjutan.
Salam kokopet salam cebok
Tulisan ini saya maksudkan untuk
mensupport pak Ady sebagai ketua AISKI
Menyiasati musim kemarau dengan kokopet (cocopeat)
Reviewed by saeful uyun
on
7:15 PM
Rating:

No comments: