Top Ad unit 728 × 90

Menyiasati musim kemarau dengan kokopet (cocopeat)



Menyiasati musim kemarau dengan kokopet (cocopeat)





Kandungan serabut kelapa
(K) Kalium, (P) Fosfor, (Ca) Calsium, (Mg) Magnesium, (Na) Natrium dan beberapa mineral lainnya.
Kalau urang sunda mendengar kata kokopet pasti nyengir, apalagi kalau diesbutkan kokopet bisa menjadi bahan penyubur tanah, karena istilah kokopet sangat jijik dan terkesan jorok, hahahaha, , tepi mungkin sebenarnya asal usulnya hamper sama antara cocopeat versi bahasa inggris dama kokopet versi urang sunda.
Cocopeat merupakan serbuk  yang didapatkan dari tapas kelapa, ketika tapas kelapa di urai maka akan menghasilkan cocopeat sama cocofiber, dimana cocofiber merupakan serat tapas kelapanya dan cocopeat serbuknya,
Sampai sekarang cocopeat masih sedikit yang mengolah meskipun di Indonesia pohon kelapa mencapai ratusan juta dan menghasilkan cocoepat dan cocofibernya pastinya lebih banyak lagi, tapi sayang sampai sekarang yang baru termanfaatkan baru hanya cocofibernya, itupun mayoritas di exspor, karena banyak kekurang tahuan terhadap bagaimana cara mengolah sabtu kelapa ini.
Banyak artikel yang membahas tentang cocopeat di internet, bagaimana cara mengolah, mesin apa yang harus dipunyai dan bagaimana cara memasarkannya, bisnisnya , bahkan menurut pak Ady Indra Pawennari  beliau adalah ketua Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) , coocopeat bisa menghemat pupuk sampai 50%,
tapi kenapa pada masih belum maksimal?  Informasi tentang cocopeat saya yakin belum menyentuk kepada pengepul kelapa skala kecil seperti di kampong saya, padahal setiap minggu kang epul namanya setiap minggu mengirim kelapa ke Cirebon, tentunya sudah dikupas, mungin di daerah lainnya banyak juga seperti apa yang terjadi di kampung saya,
disamping informasi yang belum sampai, ternyata memang lumayan mahal juga mesin pengolah kokopet sama cocofiber untuk skala  pas pasan, estimasi 30-40 juta harus di investasikan meskipun kalkulasi secara jangka panjang pasti balik modal dan untung,
kalau pemerintah jeli dan berniat membantu memaksimalkan, apalagi pengurus desa rada nyakola dikit, bisa diusahakan untuk dibangun BUMDES pengolah sarabut kelapa ini,  masyarakat yang mempunyai serabut kelapa bisa mengambil cocopetnya buat penyubur tanah, sementara cocofibernya dijual untuk menutupi cost produksi dan menghidupi BUMDES itu sendiri,
Cocopeat secara teknik bisa menyerap air dan menyimpan air lebih banyak daripada tanah biasa, tentunya bisa menggemburkan tanah karena pori pori cocopeat sangat memungkinkan untuk itu, yang pada akhirnya kandungan air daidalam tanah akan lebih lama daripada tanah yang tidak dibantu dengan cocopeat.
Dengan berbagai kandungan yang dibutuhkan oleh tanaman kokopet tentunya bisa dijadikan sebagai pupuk kimia, sehingga tanaman bisa tumbuh subur,
Sangat ironi memang daerah penghasil kelapa tanahnya pada keras dan pecah pecah ketika musim kemarau tiba, padahal di daerah mereka punya alat untuk penyubur tanah yang sudah disediakan oleh tuhan yang maha kuasa,
Mudah mudahan banyak yang menjembatani tentang potensi ini, demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat,  100 juta setiap desa dibangun untuk sentra cocopeeat dan sentra pupuk organic cair untuk ketahanan pangan seharusnya bisa dilakukan, toh katanya duitnya banyak ….
Untuk masalah mesin?, banyak ukm ukm atau pabrikasi di Indonesia sudah bisa membuat mesin pengolah serabut kalapa,
Mewujudkan 1 desa 1 BUMDES pengolah cocopeat seharusnya menjadi rencana Menteri pertanian, untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan.


Salam kokopet salam cebok
Tulisan ini saya maksudkan untuk mensupport pak Ady sebagai ketua AISKI

Menyiasati musim kemarau dengan kokopet (cocopeat) Reviewed by saeful uyun on 7:15 PM Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Info Cikarang © 2014 - 2015
Powered By Blogger, Designed by Sweetheme

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.