Top Ad unit 728 × 90

Info Masalah Redenominasi

Kalo kita bicara soal data

Dari data BPS mengatakan, selama periode Januari– Juli 2010 inflasi tercatat sebesar 4,02% dan Dengan demikian,sulit bagi pemerintah dalam sisa lima bulan untuk menekan laju inf
lasi karena faktor Ramadan dan Lebaran yang diperkirakan mendorong inflasi. ”Sekarang kan total 4,02%,ada sisa 1,3%. Kalau mau tercapai 5,3%, berarti 1,3% dibagi lima bulan, maka 0,2% tiap bulan. Saya rasa Agustus enggak bakal 0,2% dengan kenaikan harga berbagai bahan makanan, belum lagi lebaran di depan mata

dan menurut data juga nilai tukar rupiah pada tahun 1982 adalah 1 USD = Rp 700,- rupiah dan tahun tahun 1983 pemerintah mengubahnya jadi Rp 950 per USD,, dan rupiah terus melemah tiap tahunya, setelah 30 tahun berlalu sekarang satu USD sudah Rp. 9000,- jadi kalo anda punya tabungan rupiah saat itu di tukar dalam rekening dolar dan di nilai saat ini pasti jauh lebih besar,, dan inflasi dollar lebih terjaga,,

redenominasi memerlukan 3 syarat : 1. Ekonomi stabil, 2. Inflasi yg rendah 3. Dan jaminan stabilitas harga, dari 3 syarat itu pun ga ada yg masuk, inflasi jelas tinggi saat ini, apalagi jaminan harga, pemerintah mengotrol harga lombok juga ga bisa, sekarang sembako naik tinggi, apanya yg stabil, melawan tengkulak lombik saja ga bisa, apalagi mau melawan tengkulak perdagangan pasar modal dunia,, akan banyak tengkulak yg ambil untung jika ide ine benar2 di lakukan,

kalo alasan redominasi untuk menaikan nilai rupiah itu juga bohong besar, nilainya tetap sama Cuma angkanya jadi kecil/pendek karena Cuma menghilangkan angka nol saja,nilai sama, 250jt dapat mobil dengan uang baru 250rb, sebenarnya apa keuntungan dari ide Darmin ini???? Why we must pay for nothing,, bukankah perlu biaya besar untuk ide pemotongan ini,,

mengaca pada data RI sudah 5 kali melakukan reseneering atau pemotongan uang, 06/03/1946 dari satu rupiah menjadi 3 sen, 23/10/1949 dari Rp.100,- menjadi Rp.1,, tahun 25/08/1959 uang kertas Rp.1000 dan Rp.500 dinyatakan susut nilainya 90%,, 28/08/2059 saneering nilai rupiah menjadi tinggal sepersepuluh, dan terakhir 13/12/1965 saneering dari Rp.1000 menjadi Rp. 1,, dan sekarang rupiah mau di potong lagi,, dan dari data sejarah itu setelah pemotangan ekonomi jadi amburadul ga jelas, dan kini mau di ulangi lagi, "Redenominasi akan memberikan dampak mengacaukan sistem perekonomian" itu jelas

pemerintah harus juga memikirkan dampak materil dan imateril yg akan di tanggung rakyat untung ruginya secara ekonomi yang rasional dan irasional, apa sebenarnya keuntungan redenominasi di jaman komputerisasi ini?? Mungkin Darmin tidak bisa menjawab kalo ditanya berapa digit angka nol yg bisa menyebabkan hang nya komputer dimeja kantor he he he,, coba kalo di hilangkan tiga apa akan menyelesaikan masalah???? turki dan romania jelas berbeda, mereka mengalami hiper inflasi sebelum di lakukan redenominasi di negara itu,

Jika melihat rencana awal yang dikemukan oleh gubernur BI tentang implementasi redenominasi, proyek itu dimulai pada 2013 dan baru selesai pada 2020 atau lima tahun setelah realisasi ASEAN Community. Dengan perhitungan tersebut, pada 2015, ketika seluruh hambatan dagang ASEAN harus benar-benar dihapus, Indonesia masih berada dalam masa transisi redenominasi rupiah.

Beban redominasi, pertama perdagangan bebas di Indonesia pada 2015, pemerintah, yakni departemen yang berkaitan dengan ekonomi dan moneter, akan memiliki tanggung jawab dobel atau ganda. Yakni, terus mengawasi transisi rupiah dan perdagangan bebas yang mungkin booming tahun itu pada saat yang bersamaan. Itu adalah suatu pekerjaan yang tidak terlalu mudah. Sebab, saat ini pun pemerintah masih harus secara ketat mengontrol dampak ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). Dampak kedua, rupiah yang berada dalam masa transisi akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran mata uang kita. Kondisi tersebut juga bakal sangat berpengaruh terhadap ekspor-impor yang semakin intens di fase tersebut. Sedikit saja kesalahan atau sentimen negatif akan berdampak besar bagi ekonomi kita, yang berada dalam masa transisi redenominasi

rencana redominasi uang rupiah Rp.1000,- jadi Rp.1,-, teorinya sih mudah, tapi melaksanakanya akan sangat beresiko, sebelum melaksanakan projek kita biasa ada JSA ( job safety analysis ) atau risk assessment,, apalagi redenominasi ini belum jelas tujuanya,, dan semua "Cost" biaya akan di tanggung rakyat dengan pajak dan juga inflasi, tabel inflasi RI dari 30 tahun lalu Tabel inflasi, bicara soal data lagi,,

1980: 18.4%, 1981: 12.2%, 1982: 9.6%, 1983: 11.8%, 1984: 10.3%, 1985: 4.8%, 1986: 5.8%, 1987: 9.3%, 1988: 8.1%, 1989: 6.4%, 1990: 7.9%, 1991: 9.4%, 1992: 7.5%, 1993: 9.7%, 1994: 8.5%, 1995: 9.4%, 1996: 7.9%, 1997: 6.2%, 1998: 58.0% dan 77.6% (dua versi dalam krisis ekonomi), 1999: 20.7%, 2000: 3.8%, 2001: 11.5%, 2002: 11.8%, 2003: 6.8%, 2004: 6.1%, 2005: 17.5% , 2006: 6.5% , 2007: 6.5%, 2008:11.2% (12% karena kenaikan BBM), 2009:2.78%, 2010:5% (perkiraan)

Dari data tersebut sangat jelas kalo memegang uang cash rupiah sangat beresiko tergerus inflasi,, dalam 30 tahun bahkan lebih atau bahkan dalam sejarah RI baru tahun 2009 inflasi di bawah 3%, bandingkan dengan negeri2 tetangga inflasinya jelas jauh lebih terkontrol

Kadang orang mengatakan kita orang teknik tidak tahu ekonomi, tapi mereka lupa kalo orang2 teknik akan lebih cepat memahami ekonomi di bandingkan orang2 ekonomi untuk memahami teknik,,

Semoga Darmin lebih memikirkan bagaimana menurunkan inflasi, dan juga menurunkan bunga bank saat ini yg dinilai masih terlalu tinggi, dan mengontrol bank2 asing yg terus mencaplok bank2 RI tanpa kontrol, Darmin Darmin kalo ente masih kurang kerjaan aja dan terus memikirkan ide redonimasi mending buat luluran saja biar kelihatan putihan dikit,, dari pada membuat resah masyarakat

Dan dari data pula Darmin baru beberapa hari jadi gubernur BI sudah keliatan ke kurang pinteranya,, kalo aku bilang bodoh nanti ada yg complain,, menjadi gubernur BI dengan penuh catatan dari hasil uji proper test di DPR, karena hanya calon tunggal jadi ya ga ada pilihan, dan ada yg mengatakan ini Bom waktu Gubernur BI,,

Biarakanlah rupiah apa adanya, disaat Indonesia banyak masalah bukanya lebih baik daya dan upaya RI untuk membangun bangsa,, bukanya memikirkan ide yg tak penting dan juga tak mendesak dan menyimpan resiko besar,, Dan saya rasa Rupiah dengan nilai sekarang masih ok dan acceptable, dengan 2 lembar 100rb pun sudah cukup untuk mengisi full tank solar mobilku,
dan kalo memang benar2 redenominasi rupiah tetap di lakukan siapa yang berani menjamin harga2 tidak naik?? Darmin?? Budiono??  SBY,,??? menjamin harga lombok stabil saja, alias fluktuatifnya tidak terlalu tinggi saja ga mampu? itu baru berhadapan dengan tengkulak lombok brebes dab jakarta,, hanya orang yg sedang mabok saja berani menjamin harga2 tidak akan naik

Darmin semoga berhenti menghebuskan ide ini,,, Secara pribadi saya tidak dirugikan kalo pun akhirnya rupiah tetap di redenominasi sekalipun,, karena gajiku sekarang juga bukan dalam Rupiah, tapi aku memang tetap menentang ide ini karena aku kasihan rakyat juga yg akan menanggung resiko besar ide ini, dan juga semua biaya akan di tanggung rakyat dari pajak dan juga inflasi,, Why we must pay for nothing,???
Info Masalah Redenominasi Reviewed by saeful uyun on 5:25 PM Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Info Cikarang © 2014 - 2015
Powered By Blogger, Designed by Sweetheme

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.